TJOKROCORNER, OPINI - Indonesia memiliki cita-cita besar untuk menjadi negara maju pada tahun 2045, yang dikenal sebagai visi Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan fondasi pemikiran yang kuat, berbasis nilai-nilai keadilan, kesejahteraan sosial, serta kemandirian politik dan ekonomi.
Salah satu tokoh yang memiliki gagasan relevan untuk membangun bangsa adalah Haji Oemar Said (H.O.S.) Tjokroaminoto. Sebagai pemimpin Sarekat Islam, Tjokroaminoto menawarkan konsep sosialisme Islam yang mengedepankan keadilan sosial berbasis nilai-nilai Islam.
Pemikiran dan perjuangan Tjokroaminoto tidak hanya menjadi inspirasi bagi para tokoh pergerakan nasional, tetapi juga dapat menjadi pijakan dalam merancang strategi pembangunan bangsa di era modern. Artikel ini akan membahas bagaimana rekonstruksi pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto dapat menjadi landasan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto
1. Sosialisme Islam sebagai Konsep Kesejahteraan Sosial
Salah satu gagasan utama Tjokroaminoto adalah sosialisme Islam, sebuah konsep yang menggabungkan prinsip keadilan sosial dalam Islam dengan ide-ide sosialisme. Tjokroaminoto berpendapat bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga sistem kehidupan yang mengatur kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
Dalam bukunya Islam dan Sosialisme, ia menekankan bahwa eksploitasi dan ketimpangan ekonomi harus dihapuskan melalui kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil.
Konsep ini relevan dengan tantangan ekonomi Indonesia saat ini, di mana masih terdapat kesenjangan sosial dan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan menerapkan prinsip sosialisme Islam dalam
kebijakan ekonomi, pemerintah dapat memperkuat sektor ekonomi berbasis rakyat, seperti koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.
2. Pendidikan sebagai Kunci Kemajuan Bangsa
Tjokroaminoto sangat menekankan pentingnya pendidikan dalam membangun generasi yang cerdas dan berkarakter. Ia terkenal dengan semboyannya: "Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepandai-pandai siasat."
Kalimat ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga harus membentuk karakter moral dan strategi perjuangan bagi generasi muda.
Dalam konteks Indonesia Emas 2045, investasi pada pendidikan harus menjadi prioritas utama. Pendidikan tidak hanya harus bersifat teknis, tetapi juga membangun nilai-nilai kebangsaan, integritas, dan kepemimpinan.
Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter harus diterapkan untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas nasional.
3. Kemandirian Politik dan Ekonomi
Tjokroaminoto menentang keras segala bentuk penjajahan, baik dalam bentuk fisik maupun ekonomi. Ia menyerukan zelfbestuur atau pemerintahan sendiri sebagai bentuk kemandirian politik bangsa.
Konsep ini masih sangat relevan dalam konteks modern, terutama dalam menghadapi dominasi ekonomi global yang dapat mengancam kedaulatan bangsa.
Untuk mewujudkan kemandirian, Indonesia harus memperkuat industri nasional, mengurangi ketergantungan pada impor, serta membangun ekosistem ekonomi yang berpihak pada produksi dalam negeri.
Selain itu, kebijakan luar negeri harus berorientasi pada kepentingan nasional, bukan hanya mengikuti kepentingan negara lain atau korporasi multinasional.
Implementasi Pemikiran Tjokroaminoto dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Untuk menerapkan pemikiran Tjokroaminoto dalam pembangunan Indonesia, ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan:
1. Pembangunan Ekonomi Berkeadilan
Konsep sosialisme Islam yang diusung Tjokroaminoto dapat menjadi dasar bagi sistem ekonomi yang lebih adil. Beberapa kebijakan yang dapat diambil meliputi:
a. Penguatan ekonomi berbasis rakyat, seperti koperasi dan UMKM, dengan akses pendanaan yang mudah dan berbasis syariah.
b. Peningkatan kesejahteraan pekerja melalui kebijakan upah yang adil dan perlindungan tenaga kerja.
c. Redistribusi aset dan pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan agar tidak dikuasai oleh segelintir elite.
2. Reformasi Pendidikan Berbasis Karakter dan Kemandirian
Pendidikan harus diarahkan untuk menciptakan generasi emas yang tidak hanya unggul dalam sains dan teknologi, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan nilai-nilai moral yang kuat. Implementasi pemikiran Tjokroaminoto dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan:
a. Menjadikan pendidikan karakter sebagai pilar utama dalam sistem pendidikan nasional.
b. Meningkatkan akses pendidikan berkualitas di seluruh pelosok negeri agar tidak ada kesenjangan antara desa dan kota.
c. Mendorong sistem pendidikan berbasis kewirausahaan dan inovasi agar generasi muda lebih mandiri dan tidak hanya bergantung pada lapangan kerja formal.
3. Penguatan Nasionalisme dan Persatuan Bangsa
Tjokroaminoto percaya bahwa Islam dan nasionalisme tidak bertentangan, tetapi justru harus berjalan beriringan. Untuk membangun Indonesia yang kuat, persatuan bangsa harus diperkuat melalui:
a. Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini.
b. Kebijakan sosial yang mendorong inklusivitas dan menghindari polarisasi politik dan agama.
c. Membangun ruang dialog yang sehat antara berbagai kelompok masyarakat agar tercipta harmoni sosial.
4. Kemandirian Politik dan Kedaulatan Nasional
Dalam menghadapi tantangan global, Indonesia harus tetap berpegang pada prinsip kedaulatan nasional seperti yang diperjuangkan oleh Tjokroaminoto. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:
a. Memperkuat industri strategis nasional agar tidak bergantung pada impor.
b. Mengelola sumber daya alam dengan prinsip keberlanjutan dan berpihak pada kepentingan rakyat.
c. Mengambil sikap independen dalam politik luar negeri dan tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan negara besar.
Pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto memberikan banyak pelajaran berharga dalam membangun bangsa yang kuat, mandiri, dan berkeadilan.
Konsep sosialisme Islam yang ia usung dapat menjadi landasan dalam menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil, sementara gagasannya tentang pendidikan dapat membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter.
Selain itu, semangat kemandirian politik dan nasionalisme yang ia perjuangkan juga sangat relevan dalam menghadapi tantangan global saat ini.
Dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, rekonstruksi pemikiran Tjokroaminoto harus diwujudkan dalam kebijakan nyata yang menyentuh sektor ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik.
Dengan mengadopsi prinsip-prinsip perjuangannya, Indonesia dapat bergerak menuju cita-cita sebagai negara maju yang berdaulat, adil, dan makmur.
Referensi:
1. Tjokroaminoto, H.O.S. (1924). Islam dan Sosialisme. Yogyakarta: Cokroaminoto Press.
2. Amin, M. Masyhur. (1995). H.O.S. Tjokroaminoto: Rekonstruksi Pemikiran dan Perjuangannya. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
3. Hasibuan, H. (2019). "Pemikiran Pendidikan HOS Tjokroaminoto." Jurnal Ilmiah, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
4. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2021). Visi Indonesia 2045: Menuju Negara Maju dan Sejahtera.
Tulisan ini ditorehkan oleh Ardinal Bandaro Putiah, tokoh muda pergerakan Syarikat Islam Indonesia
Posting Komentar